#NavbarMenu { background:#ccc; width:968px; height:32px; color:#FFF; font:bold 8px Arial, Tahoma, Verdana; clear:both; margin:0 auto; padding:0} #NavbarMenuleft { width:955px; float:left; margin:0; padding:0 } #nav li { list-style:none; float:left; margin:0; padding:0 } #nav li a,#nav li a:link,#nav li a:visited { color:#fff; display:block; text-transform:capitalize; font:normal 12px Georgia, Times New Roman; margin:0; padding:12px 11px 8px } #nav li a:hover,#nav li a:active { background:#ccc; color:#FFF; text-decoration:none; border-right:1px solid #296204; border-bottom:1px solid #296204; border-left:1px solid #296204; margin:0; padding:12px 9px 8px } #nav li li a,#nav li li a:link,#nav li li a:visited { background:#ccc; width:200px; color:#fff; text-transform:capitalize; float:none; border-bottom:1px solid #0d2601; border-left:1px solid #0d2601; border-right:1px solid #0d2601; font:normal 14px Georgia, Times New Roman; margin:0; padding:7px 10px } #nav li li a:hover,#nav li li a:active { background:#184303; color:#fff; padding:7px 10px } #nav li a.enclose,#nav li a.enclose:visited { border-top:1px solid #000 } #nav li ul { z-index:9999; position:absolute; left:-999em; height:auto; width:170px; margin:0; padding:0 } #nav li ul a { width:140px } #nav li ul ul { margin:-75px 0 0 171px } #nav li:hover ul ul,#nav li:hover ul ul ul,#nav li.sfhover ul ul,#nav li.sfhover ul ul ul { left:-999em } #nav li:hover ul,#nav li li:hover ul,#nav li li li:hover ul,#nav li.sfhover ul,#nav li li.sfhover ul,#nav li li li.sfhover ul { left:auto } #nav li:hover,#nav li.sfhover { position:static } #subnavbar { background:#004313; width:968px; height:24px; color:#FFF; margin:0; padding:0 } #subnav li a,#subnav li a:link,#subnav li a:visited { color:#f9fc01; display:block; font-size:11px; text-transform:capitalize; margin:0 5px 0 0; padding:3px 13px } #subnav li a:hover,#subnav li a:active { color:#DCD900; display:block; text-decoration:none; margin:0 5px 0 0; padding:3px 13px } #nav ul,#subnav ul,#subnav li { float:left; list-style:none; margin:0; padding:0 } *,#nav,#subnav { margin:0; padding:0 }

Ads 468x60px

Free Backlinks

Bahan Bacaan

Bahan Bacaan

Jumat, 11 September 2015

SELAI DAN SIRUP KALAMANSI KHAS BENGKULU

 
SELAI DAN SIRUP KALAMANSI BEST SELLER 2015 KEMASAN 250 ML DAN 500 ML
SELAI KALAMANSI RP. 30.000/BTL
SIRUP KALAMANSI RP. 40.000/BTL
AYO SEGERA ORDER.....
BBM 54DD4F37
08986426714

Sabtu, 02 Maret 2013

PERCOBAAN GELOMBANG TALI

I.             Judul Percobaan          : Gelombang Tali
II.          Tujuan percobaan       :          
a.       Mempelajari hubungan antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang (λ)
b.      Mempelajari hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali
III.       Landasan Teori
   Gerak gelombang muncul di hampir tiap-tiap cabang fisika. Gelombang mekanis berasal di dalam pergeseran dari suatu bagian medium elastis dari kedudukan normalnya. Sifat-sifat medium yang menentukan laju sebuah gelombang melalui  medium tersebut adalah inersianya dan elastisitasnya. Kedua faktor ini bersama-sama akan menentukan laju gelombang.
(Halliday dan Resnick, 1998:609-610)
Gelombang yang mudah dibayangkan adalah gelombang mekanik, gelombang ini menyebabkan terjadi gerak pada medium tempat menjalarkan gelombang. Beberapa contoh gelombang mekanik ialah gelombang bunyi, gelombang permukaan air dan gelombang pada tali.
   Penjalaran energi didalam medium terjadi karena satu bagian medium mengganggu begian medium disekitarnya. Nyata bahwa penjalaran gelombang didalam medium terjadi karena adanya interaksi didalam medium. Laju penjalaran gelombang juga bergantung pada inersia medium, yaitu seberapa sukar medium digerakkan. Mekin besar inersia medium, makin pelan penjalaran gelombang.
         Gelombang adalah suatu gangguan yang menjalar dalam suatu medium. Yang dimaksud dengan medium disini ialah sekumpulan benda yang saling berinteraksi dimana gangguan itu menjalar.
         (Sutrisno,1979: 2-5)


         Semua gelombang memindahkan energinya tanpa secara permanen memindahkan medium tempat gelombang itu merambat. Gelombang disebut juga dengan gelombang merambat atau gelombang berjalan karena energinya bergerak dari sumber ke lingkungan sekitarnya. Titik-tik dimana terjadi perpindahan positif maksimum dari medium  disebut puncak. Titik-tik gelombang dimana terjadi perpindahan negatif maksimum dari medium disebut lembah.
(Stockley,2007: 34)
         Gerak gelombang dapat dipandang sebagai perpindahan energi dan momentum dari satu titik didalam ruang ke titik lain tanpa perpindahan materi. Pada gelombang mekanik, seperti gelombang pada tali atau gelombang bunyi di udara, energi dan momentum dipindahkan melalui gangguan dalam medium.   
(Tipler, 1998: 471)
         Titik-titik tinggi pada gelombang disebut puncak, titik-titik terendah disebut lembah. Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak, atau kedalaman maksimum lembah, relatif terhadap tingkat normal (atau seimbang). Ayunan total dari puncak sampai ke lembah sama dengan dua kali amplitudo. Jarak antara dua puncak yang berurutan disebut panjang gelombang, λ (huruf Yunani lambda). Panjang gelombang juga sama dengan jarak antara dua titik identik mana saja yang berurutan pada gelombang. Frekuensi, f, adalah jumlah puncak-atau siklus lengkap-yang melewati satu titik per satuan waktu. Periode,T, tentu saja, adalah 1/f, dan merupakan waktu yang berlalu antara dua puncak berurutan yang melewati titik yang sama pada ruang.
         Kecepatan gelombang, v, adalah kecepatan diman puncak gelombang (atau bagian lain dari gelombang) bergerak. Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan partikel pada medium itu sendiri. Kecepatan gelombang adalah tekanan, sepanjang tali, sementara kecepatan partikel tali tegak lurus terhadapnya.
         Sebuah puncak gelombang menempuh jarak satu panjang gelombang λ, dalam satu periode, T. Dengan demikian kecepatan gelombang sama dengan λ/T ; v = λ/T. Kemudian, karena 1/T = f;

                                                                                 V=
 λ.f

         Kecepatan gelombang tergantung pada sifat medium dimana ia merambat. Kecepatan gelombang pada tali yang terentang, misalnya bergantung pada tegangan tali, FT, dan pada massa tali per satuan panjang, m/L. Untuk gelombang dengan amplitudo kecil, hubungan tersebut adalah
                                                 V= akar dari Fl/m
         Rumus ini secara kualitatif masuk akal dengan dasar mekanika newton. Yaitu kita mengharapkan tegangan di pembilang dan massa per satuan waktu di penyebut. Mengapa? Karena ketika tegangan lebih besar, kita mengharapkan kecepatan lebih besar , karena setiap segmen tali berada pada kontak yang lebih erat dengan tetangganya; dan makin besar massa persatuan panjang, makin besar inersia yang dimiliki tali dan makin melambat gelombang akan merambat.
         Jika kita menggoyang salah satu ujung tali (atau pegas) dan ujung yang satunya tetap, suatu gelombang yang kontinu akan merambat ke ujung yang tetap dan dipantulkan kembali, dengan terbalik. Sementara kita menggetarkan tali tersebut, akan ada gelombang yang merambat di kedua arah, dan gelombang yang merambat ke ujung tetap akan berinterferensi dengan gelombang pantulan yang kembali. Biasanya akan ada kekacauan. Tetapi jika kita menggetarkan tali dengan frekuensi yang tepat, kedua gelombang akan berinterferensi sedemikian sehingga akan dihasilkan gelombang berdiri dengan amplitudo besar. Gelombang ini disebut “gelombang berdiri” karena tampaknya tidak merambat. Tali hanya berosilasi ke atas ke bawah dengan pola yang tetap. Titik interferensi destruktif, dimana tali tetap diam, disebut simpul; titik-titik interferensi konstruktif, dimana tali berosilasi dengan amplitude maksimum, disebut perut. Simpul dan perut tetap di posisi tertentu untuk frekuensi tertentu. Gelombang berdiri dapat terjadi pada lebih dari satu frekuensi. Frekuensi getaran paling rendah yang menghasilkan gelombang berdiri menghasilkan pola yang ditunjukkan pada gambar
Sebuah tali yang direntangkan antara dua penopang yang dipetik seperti senar gitar atau biola, gelombang dengan bebagai frekuensi akan merambat pada kedua arah tali lalu akan dipantulkan di bagian ujung kemudian akan merambat kembali denagn arah yang berlawanan. Ujung-ujung tali, karena diikat tetap, akan menjadi simpul.
         (Giancoli, 2001: 392-394)
       I.             Alat dan Bahan

NO.
Nama Alat/bahan
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Audio Generator
Katrol berpenjepit
Beban bercelah
Pembangkit getaran
Mistar 1 meter
Kabel penghubung merah
Kabel penghubung hitam
Tali pada roda
1
1
1
1
1
1
1
1

       
 
II.          Persiapan Percobaan
a.      Mempelajari hubungan antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang (λ)
               a) Langkah-langkah percobaan
1.      Audio generator dihidupkan (ON).
2.      Frekuensi audio generator diatur sehingga pada tali terbentuk gelombang diam dengan titik simpul yang tajam (jelas).
3.      Diukur jarak simpul ke simpul terdekat (= ½ λ), hasil dicatat pada tabel.
4.      Dengan panjang tali tidak diubah, frekuensi audio generator diperbesar hingga pada tali terbentuk gelombang diam yang
         baru dengan titik simpul yang tajam. 
5.      Dicatat jarak simpul ke simpul terdekat.
6.      Langkah (4) diulangi sampai lima kali dengan frekuensi semakin besar, hasilnya dicatat pada tabel.

Keterangan:

1.      Peralatan/komponen dipersiapkan sesuai dengan daftar alat dan bahan.
2.Peralatan/komponen disusun seperti pada gambar di atas.
ü  Tali tidak diputus dari gulungan, supaya panjang tali yang digunakan dengan mudah dapat diubah.
ü  Pembangkit getaran terletak diatas meja sedemikian rupa sehingga dapat digeser-geser mendekati atau menjauhi katrol.
ü  Mula-mula beban yang dipasang 50 gram, da panjang tali 2 m.
3.      Audio generator dihubungkan ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan mati/OFF).
4.      Tegangan keluaran catu-daya dipilih 3V AC
5.      Pembangkit getaran dihubungkan ke catu-daya dengan digunakan kabel penghubung.
6.      Rangkaian diperiksa kembali.
I.             Hasil Pengamatan dan Pembahasan
A.    Mempelajari hubungan antara frekuensi gelombang (f) dengan panjang gelombang (λ).

No                                                No
Frekuensi
(Hz)
Jarak simpul ke simpul (1/2 λ) (meter)
Panjang gelombang (λ)
(meter)
1. 
1
2
2
2
4
4
4
2.
2
O,81
0,82
0,80
1,62
1,64
1,60
3.
3
0,78
0,79
0,78
1,58
1,56
1,56
4.
4
0,42
0,40
0,41
0,80
0,84
0,82
5.
5
0,37
0,38
0,36
0,76
0,74
0,72

B.     Mempelajari hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali.
               F = 300 Hz

No
Massa Beban
(Kg)
Panjang gelombang (λ)
(meter)
v = λ. f
1.
B1 = 50.10-3
λ1 =  0,80
v1 =  240
2.
B2 = 100. 10-3
λ2 =  1,61
v2 =  348
3.
B3 = 200. 10-3
λ3 =  1,46
v3 =  438

No
Massa tali
(Kg)
Panjang gelombang (λ)
(meter)
v= λ. f
1.
M1 = m = 2. 10-3
λ1 =  0,80
v’1 =  240
2.
M2 = 4m = 8. 10-3
λ2 =  0,40
v’2 =  120
           
Pembahasan
               Percobaan ini sesungguhnya merupakan demonstrasi dari peristiwa resonansi pada sebuah tali. Pada percobaan ini sebuah tali diikatkan kepada sebuah ujung tetap, dengan menggunakan sebuah berat yang didikatkan kepada tali tersebut melalui sebuah katrol, dan dengan menghubungkan ujung lainnya kepada sebuah penggetar. Osilasi-osilasi tranversal dari penggetar menghasilkan sebuah gelombang berjalan didalam tali tersebut yang direfleksikan kembali dari ujung tetap. Frekuensi gelombang adalah frekuensi penggetar. Pada percobaan terlihat bahwa ujung tetap P (pada katrol) adalah titik simpul, tetapi ujung Q (pada penggetar)bergetar dan bukan merupakan titik simpul. Tali tersebut bergetar didalam salah satu ragam alaminya dan beresonansi dengan penggetar tersebut. Penggetar tersebut melakukan kerja pada tali untuk mempertahankan osilasi-osilasi ini melawan kehilangan yang disebabkan oleh redaman. Titik Q adalah hampir merupakan sebuah titik simpul karena amplitudo penggetar adalah lebih kecil dibandingkan terhadap amplitudo tali. Situasi ini adalah analogi dari kondisi resonansi untuk sebuah osilator harmonik teredam dengan adanya gaya penmdorong. Tali menyerap tenaga puncak dari oenggetar sewaktu terjadi resonansi
    

     Pada percobaan A telah dilakukan percobaan guna mengetahui hubungan antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang (λ). Berdasarkan data hasil pengamatan terlihat jelas adanya hubungan berbanding terbalik antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang. Semakin besar frekuensi gelombang yang ditetapkan maka semakin kecil/pendek pula gelombangnya. Pada percobaan ini ditetapkan nilai frekuensi penggetar mendekati nilai frekuensi alami karena jika tidak maka gelombang yang direfleksikan di P sewaktukembali ke Q mungkin mempunyai perbedaan fase yang banyak dengan penggetar tersebut, dan gelombang yang direfleksikan ini dapat melakukan kerja pada pada penggetar
        
         Dalam percobaan ini, laju gelombang v ditentukan seluruhnya oleh sifat-sifat mekanik medium itu. Sifat-sifat medium itu adalah inersia dan elastisitasnya. Karena medium yang digunakan pada percobaan ini sama yaitu tali dengan massa beban sama dan massa per satuan panjang tali pun sama maka seharusnya tak akan faktor yang mempengaruhi besar cepat rambat gelombang. Selain itu dalam hal ini, penambahan f akan menyebabkan pengurangan λ sehingga hasil perkalian v =λf akan tetap sama (konstan), dan gelombang-gelombang dari semua frekuensi merambat dengan laju gelombang yang sama.
Bila v sama maka diperoleh :
        
         Seperti penjelasan diatas bahwa penambahan f akan menyebabkan pengurangan λ sehingga hasil perkalian v =λf tetap sama. Untuk percobaan A ini pernyataan diatas dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
Frekuensi (f)
Panjang gelombang (λ)
v =λf
1
2
3
4
5
4
1,62
1,56
0,82
0,74
4
3,24
4,68
3,28
3,7
         Dari data tabel diatas ternyata pernyataan di atas tak terbukti, Seharusnya nilai cepat rambat gelombang (v) tetap yaitu 4 m/s. Tetapi kenyataannya nilai v berubah-ubah dengan angka mendekati angka yang dikehendaki yaitu 4. Dengan tidak terbuktinya data diatas, hal ini membuktikan, bahwa dalam melakukan pengukuran/percobaan, hasil yang diperoleh merupakan nilai ekspetasi (harap) karena hampir tidak mungkin mendapatkan nilai yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada percobaan A ini adalah:
1.      Adanya kesalahan pengukuran baik itu dalam menentukan jarak simpul-antar simpul, panjang tali, dan lain-lain.
2.      Adanya pengaruh lingkungan seperti adanya getaran dari luar yang mempengaruhi kerja alat.
      Dalam percobaan terdapat ketidak pastian nilai pengukuran. Tentu bagi saintis berusaha untuk memperkacil kesalahan dalam pengukuran, melalui beberapa cara. Dengan teori kesalahan dapat diketahui kesalahan (∆x) dari hasil pengukuran yang diperoleh dan dapat menilai tingkat keberhasilan pekerjaan yang dilakukan, Oleh karena itu dilakukan pengukuran berulang guna dapat menghasilkan data yang lebih baik dan akurat. Semakin banyak pengulangan diharapkan semakin kecil nilai ketidak pastian. Pada percobaan A, dilakukan pengulangan 3 kali pada saat pengukuran panjang gelombang, dan telah dilakukan teori ralat terhadap panjang gelombang dengan rincian sebagai berikut:
Frekuensi (f)
Nilai keseksamaan (K)
1
2
3
4
5
100 %
99,32 %
99,55 %
98,66 %
92,14 %
      Nilai keseksamaan merupakan nilai persentase yang menunjukkan tingkat ketepatan pengukuran, Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai persentase rata-rata mendekati nilai 100%, bahkan ada yang bernilai 100%, hal ini membuktikan bahwa pengukuran pada percobaan A ini berhasil.
      Pada Percobaan B ini dibagi menjadi 2 perlakuan yang berbeda, yang pertama dengan massa beban yang berbeda, sedangkan yang kedua dengan massa tali yang berbeda. Berbeda dengan percobaan A, pada percobaan B akan terlihat adanya pengaruh massa beban dan massa panjang tali terhadap cepat rambat gelombang. Dari hal tersebut, kita diharapkan dapat mengetahui hubungan beberapa komponen dalam percobaan B.
Pertama sekali kita bahas terlabih dahulu mengenai percobaan B1 dengan membedakan massa beban. Dari percobaan ini kita peroleh beberapa hubungan antara lain:
1.      Membandingkan nilai cepat rambat yang diperoleh dari percobaan dengan menggunakan rumus.
         Berikut tabel perbandingan cepat rambat gelombang yang didapat melalui praktikum dan yang didapat melalui rumus:
NO
v dari rumus
v dari percobaan
1
2
3
22,13
31,3
44,3
240
348
438
         Dari data diatas terlihat kesenjangan antara nilai v dari rumus dengan percobaan. Tentu saja nilai dari rumus merupakan angka yang pasti, kesenjangan nilai v ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain:
o   Adanya kesalahan pengukuran baik itu dalam menentukan jarak simpul-antar simpul, panjang tali, dan lain-lain.
o   Adanya pengaruh lingkungan seperti adanya getaran dari luar yang mempengaruhi kerja alat.
o   Dikarenakan massa tali tidak ditimbang secara langsung melainkan hanya berupa perkiraan.
Pembahasan
               Percobaan ini sesungguhnya merupakan demonstrasi dari peristiwa resonansi pada sebuah tali. Pada percobaan ini sebuah tali diikatkan kepada sebuah ujung tetap, dengan menggunakan sebuah berat yang didikatkan kepada tali tersebut melalui sebuah katrol, dan dengan menghubungkan ujung lainnya kepada sebuah penggetar. Osilasi-osilasi tranversal dari penggetar menghasilkan sebuah gelombang berjalan didalam tali tersebut yang direfleksikan kembali dari ujung tetap. Frekuensi gelombang adalah frekuensi penggetar. Pada percobaan terlihat bahwa ujung tetap P (pada katrol) adalah titik simpul, tetapi ujung Q (pada penggetar)bergetar dan bukan merupakan titik simpul. Tali tersebut bergetar didalam salah satu ragam alaminya dan beresonansi dengan penggetar tersebut. Penggetar tersebut melakukan kerja pada tali untuk mempertahankan osilasi-osilasi ini melawan kehilangan yang disebabkan oleh redaman. Titik Q adalah hampir merupakan sebuah titik simpul karena amplitudo penggetar adalah lebih kecil dibandingkan terhadap amplitudo tali. Situasi ini adalah analogi dari kondisi resonansi untuk sebuah osilator harmonik teredam dengan adanya gaya penmdorong. Tali menyerap tenaga puncak dari oenggetar sewaktu terjadi resonansi
           
       Pada percobaan A telah dilakukan percobaan guna mengetahui hubungan antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang (λ). Berdasarkan data hasil pengamatan terlihat jelas adanya hubungan berbanding terbalik antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang. Semakin besar frekuensi gelombang yang ditetapkan maka semakin kecil/pendek pula gelombangnya. Pada percobaan ini ditetapkan nilai frekuensi penggetar mendekati nilai frekuensi alami karena jika tidak maka gelombang yang direfleksikan di P sewaktukembali ke Q mungkin mempunyai perbedaan fase yang banyak dengan penggetar tersebut, dan gelombang yang direfleksikan ini dapat melakukan kerja pada pada penggetar
   
         Dalam percobaan ini, laju gelombang v ditentukan seluruhnya oleh sifat-sifat mekanik medium itu. Sifat-sifat medium itu adalah inersia dan elastisitasnya. Karena medium yang digunakan pada percobaan ini sama yaitu tali dengan massa beban sama dan massa per satuan panjang tali pun sama maka seharusnya tak akan faktor yang mempengaruhi besar cepat rambat gelombang. Selain itu dalam hal ini, penambahan f akan menyebabkan pengurangan λ sehingga hasil perkalian v =λf akan tetap sama (konstan), dan gelombang-gelombang dari semua frekuensi merambat dengan laju gelombang yang sama.
Bila v sama maka diperoleh :
                panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi  
                                    gelombang
         Seperti penjelasan diatas bahwa penambahan f akan menyebabkan pengurangan λ sehingga hasil perkalian v =λf tetap sama. Untuk percobaan A ini pernyataan diatas dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
Frekuensi (f)
Panjang gelombang (λ)
v =λf
1
2
3
4
5
4
1,62
1,56
0,82
0,74
4
3,24
4,68
3,28
3,7
         Dari data tabel diatas ternyata pernyataan di atas tak terbukti, Seharusnya nilai cepat rambat gelombang (v) tetap yaitu 4 m/s. Tetapi kenyataannya nilai v berubah-ubah dengan angka mendekati angka yang dikehendaki yaitu 4. Dengan tidak terbuktinya data diatas, hal ini membuktikan, bahwa dalam melakukan pengukuran/percobaan, hasil yang diperoleh merupakan nilai ekspetasi (harap) karena hampir tidak mungkin mendapatkan nilai yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada percobaan A ini adalah:
1.      Adanya kesalahan pengukuran baik itu dalam menentukan jarak simpul-antar simpul, panjang tali, dan lain-lain.
2.      Adanya pengaruh lingkungan seperti adanya getaran dari luar yang mempengaruhi kerja alat.
      Dalam percobaan terdapat ketidak pastian nilai pengukuran. Tentu bagi saintis berusaha untuk memperkacil kesalahan dalam pengukuran, melalui beberapa cara. Dengan teori kesalahan dapat diketahui kesalahan (∆x) dari hasil pengukuran yang diperoleh dan dapat menilai tingkat keberhasilan pekerjaan yang dilakukan, Oleh karena itu dilakukan pengukuran berulang guna dapat menghasilkan data yang lebih baik dan akurat. Semakin banyak pengulangan diharapkan semakin kecil nilai ketidak pastian. Pada percobaan A, dilakukan pengulangan 3 kali pada saat pengukuran panjang gelombang, dan telah dilakukan teori ralat terhadap panjang gelombang dengan rincian sebagai berikut:
Frekuensi (f)
Nilai keseksamaan (K)
1
2
3
4
5
100 %
99,32 %
99,55 %
98,66 %
92,14 %
      Nilai keseksamaan merupakan nilai persentase yang menunjukkan tingkat ketepatan pengukuran, Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai persentase rata-rata mendekati nilai 100%, bahkan ada yang bernilai 100%, hal ini membuktikan bahwa pengukuran pada percobaan A ini berhasil.
      Pada Percobaan B ini dibagi menjadi 2 perlakuan yang berbeda, yang pertama dengan massa beban yang berbeda, sedangkan yang kedua dengan massa tali yang berbeda. Berbeda dengan percobaan A, pada percobaan B akan terlihat adanya pengaruh massa beban dan massa panjang tali terhadap cepat rambat gelombang. Dari hal tersebut, kita diharapkan dapat mengetahui hubungan beberapa komponen dalam percobaan B.
Pertama sekali kita bahas terlabih dahulu mengenai percobaan B1 dengan membedakan massa beban. Dari percobaan ini kita peroleh beberapa hubungan antara lain:
1.      Membandingkan nilai cepat rambat yang diperoleh dari percobaan dengan menggunakan rumus.
         Berikut tabel perbandingan cepat rambat gelombang yang didapat melalui praktikum dan yang didapat melalui rumus:
NO
v dari rumus
v dari percobaan
1
2
3
22,13
31,3
44,3
240
348
438
         Dari data diatas terlihat kesenjangan antara nilai v dari rumus dengan percobaan. Tentu saja nilai dari rumus merupakan angka yang pasti, kesenjangan nilai v ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain:
o   Adanya kesalahan pengukuran baik itu dalam menentukan jarak simpul-antar simpul, panjang tali, dan lain-lain.
o   Adanya pengaruh lingkungan seperti adanya getaran dari luar yang mempengaruhi kerja alat.
o   Dikarenakan massa tali tidak ditimbang secara langsung melainkan hanya berupa perkiraan.
Pembahasan
               Percobaan ini sesungguhnya merupakan demonstrasi dari peristiwa resonansi pada sebuah tali. Pada percobaan ini sebuah tali diikatkan kepada sebuah ujung tetap, dengan menggunakan sebuah berat yang didikatkan kepada tali tersebut melalui sebuah katrol, dan dengan menghubungkan ujung lainnya kepada sebuah penggetar. Osilasi-osilasi tranversal dari penggetar menghasilkan sebuah gelombang berjalan didalam tali tersebut yang direfleksikan kembali dari ujung tetap. Frekuensi gelombang adalah frekuensi penggetar. Pada percobaan terlihat bahwa ujung tetap P (pada katrol) adalah titik simpul, tetapi ujung Q (pada penggetar)bergetar dan bukan merupakan titik simpul. Tali tersebut bergetar didalam salah satu ragam alaminya dan beresonansi dengan penggetar tersebut. Penggetar tersebut melakukan kerja pada tali untuk mempertahankan osilasi-osilasi ini melawan kehilangan yang disebabkan oleh redaman. Titik Q adalah hampir merupakan sebuah titik simpul karena amplitudo penggetar adalah lebih kecil dibandingkan terhadap amplitudo tali. Situasi ini adalah analogi dari kondisi resonansi untuk sebuah osilator harmonik teredam dengan adanya gaya penmdorong. Tali menyerap tenaga puncak dari oenggetar sewaktu terjadi resonansi
            Panjang gelombang pada percobaan ditentukan terlebih dahulu ½ λ yaitu jarak dari satu simpul dengan simpul terdekatnya.

                  Pada percobaan A telah dilakukan percobaan guna mengetahui hubungan antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang (
λ). Berdasarkan data hasil pengamatan terlihat jelas adanya hubungan berbanding terbalik antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang. Semakin besar frekuensi gelombang yang ditetapkan maka semakin kecil/pendek pula gelombangnya. Pada percobaan ini ditetapkan nilai frekuensi penggetar mendekati nilai frekuensi alami karena jika tidak maka gelombang yang direfleksikan di P sewaktukembali ke Q mungkin mempunyai perbedaan fase yang banyak dengan penggetar tersebut, dan gelombang yang direfleksikan ini dapat melakukan kerja pada pada penggetar                                                                                     
         Hubungan antara frekuensi gelombang dan panjang gelombang ini dapat pula dilihat secara matematis dari rumus berikut:

         Dalam percobaan ini, laju gelombang v ditentukan seluruhnya oleh sifat-sifat mekanik medium itu. Sifat-sifat medium itu adalah inersia dan elastisitasnya. Karena medium yang digunakan pada percobaan ini sama yaitu tali dengan massa beban sama dan massa per satuan panjang tali pun sama maka seharusnya tak akan faktor yang mempengaruhi besar cepat rambat gelombang. Selain itu dalam hal ini, penambahan f akan menyebabkan pengurangan λ sehingga hasil perkalian v =λf akan tetap sama (konstan), dan gelombang-gelombang dari semua frekuensi merambat dengan laju gelombang yang sama.
Bila v sama maka diperoleh :
              
         Seperti penjelasan diatas bahwa penambahan f akan menyebabkan pengurangan λ sehingga hasil perkalian v =λf tetap sama. Untuk percobaan A ini pernyataan diatas dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
Frekuensi (f)
Panjang gelombang (λ)
v =λf
1
2
3
4
5
4
1,62
1,56
0,82
0,74
4
3,24
4,68
3,28
3,7
         Dari data tabel diatas ternyata pernyataan di atas tak terbukti, Seharusnya nilai cepat rambat gelombang (v) tetap yaitu 4 m/s. Tetapi kenyataannya nilai v berubah-ubah dengan angka mendekati angka yang dikehendaki yaitu 4. Dengan tidak terbuktinya data diatas, hal ini membuktikan, bahwa dalam melakukan pengukuran/percobaan, hasil yang diperoleh merupakan nilai ekspetasi (harap) karena hampir tidak mungkin mendapatkan nilai yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada percobaan A ini adalah:
1.      Adanya kesalahan pengukuran baik itu dalam menentukan jarak simpul-antar simpul, panjang tali, dan lain-lain.
2.      Adanya pengaruh lingkungan seperti adanya getaran dari luar yang mempengaruhi kerja alat.
      Dalam percobaan terdapat ketidak pastian nilai pengukuran. Tentu bagi saintis berusaha untuk memperkacil kesalahan dalam pengukuran, melalui beberapa cara. Dengan teori kesalahan dapat diketahui kesalahan (∆x) dari hasil pengukuran yang diperoleh dan dapat menilai tingkat keberhasilan pekerjaan yang dilakukan, Oleh karena itu dilakukan pengukuran berulang guna dapat menghasilkan data yang lebih baik dan akurat. Semakin banyak pengulangan diharapkan semakin kecil nilai ketidak pastian. Pada percobaan A, dilakukan pengulangan 3 kali pada saat pengukuran panjang gelombang, dan telah dilakukan teori ralat terhadap panjang gelombang dengan rincian sebagai berikut:
Frekuensi (f)
Nilai keseksamaan (K)
1
2
3
4
5
100 %
99,32 %
99,55 %
98,66 %
92,14 %
      Nilai keseksamaan merupakan nilai persentase yang menunjukkan tingkat ketepatan pengukuran, Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai persentase rata-rata mendekati nilai 100%, bahkan ada yang bernilai 100%, hal ini membuktikan bahwa pengukuran pada percobaan A ini berhasil.